Source Google |
Pertengkaran pertama kami terjadi seminggu sebelum ulang tahunku di bulan februari. Kali ini kami benar-benar adu argumentasi sampai kami sama-sama kelilangan kesabaran.
"Lana nggak habis pikir, kalau niat Kak Adit ke Jogja hanya demi menghindari keluarga dan belajar mandiri Lana nggak setuju."
"Bukan itu maksud kakak Lana, hanya saja kakak lelah hidup di sini. Di bawah banyang-bayang abah, kakak ingin berjuang dengan idealisme kakak dan membuktikan kepada abah bahwa kakak mampu dan bisa meraih mimpi kakak."
"Kalau itu Lana setuju tapi tidak dengan bagian - pergi dari keluarga - seolah kakak sudah tidak ingin berhubungan dengan keluarga kakak lagi kalau kakak sampai mendapatkan beasiswa itu."
"Bukan itu maksud kakak Lana, maaf kalau Lana jadi salah paham."
Dengan otak yang sama-sama panas akhirnya kami pulang dan bertemu kembali beberapa hari kemudian. Lana hanya menyerahkan buku kami, buku bersampul merah - warna kesukaan kami dengan nama kami berdua di depannya. Tanpa senyum atau sepatah kata, dia hanya memberikan bukunya - bukan, meletakkan bukunya di mejaku dan berlalu.
Aku merasa bersalah tidak hanya kepada abah dan ibu tapi juga Lana, mereka salah mengerti dengan keinginanku. Tapi aku tidak ingin dibantah, aku ingin mereka mengerti. Aku ingin mendapatkan beasiswa ini bahkan aku sudah berencana mengambil Master of Math di University of Melbourne. Aku sudah membuat peta kehidupanku 10 tahun yang akan datang dan di dalamnya aku memasukkan Lana sebagai pendampingku.
Rencana ini memang belum aku diskusikan dengan Lana dan dia langsung marah besar mendengarnya. Dia merasa masih terlalu jauh untuk mengarah ke jenjang yang lebih serius, dia masih ingin meraih cita-citanya belajar bisnis dan mengarungi dunia kerja sebelum akhirnya bisnis sendiri.
![]() |
Ilustrasi |
Aku bisa mengerti kemarahan Lana, rencana besar tapi dia sendiri tidak terlibat. Apalagi kini latihannya semakin berat, belum ditambah beban PR yang menumpuk. Aku sendiri sedang harap cemas akan hasil beasiswaku, akankah diterima atau gagal. Karena abah sudah mengancam jika aku ingin kuliah di luar kota bahkan luar negeri aku harus cari beasiswa karena abah tidak mampu membiayaiku.
So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
Westlife - My Love
No comments:
Post a Comment
Syukron for coming ^^