Source Google |
Akhir minggu itu menjadi akhir minggu terpanjang dalam hidupku selama 17 tahun ini. Bahkan Abah, Ibu dan keempat adikku bingung mengenai sikapku yang tidak biasanya. Minggu pagi selepas aku membantu Ibu dan Abah biasanya aku akan menemani adik-adikku belajar, tapi kali ini aku malah membawa buku dan pergi ke saung di sebelah rumah.
Saung ini menjadi tempat persembunyianku, walau kenyatannya saung ini terbuka dan berada di tengah sawah. Tapi aku suka berada di sini, biasanya aku akan belajar di sini dan menulis. Ya, sejak dulu aku suka menulis bahkan aku rutin menuliskannya dalam sebuah buku yang bisa aku sebut sebagai Diary.
Aku terlahir sebagai anak pertama dari Abah dan Ibuku, keempat adikku masih kecil-kecil dan yang paling besar baru duduk di kelas dua SMP. Abah adalah seorang pegawai negeri sederhana, beliau kepala sekolah SD dan Ibu adalah seorang guru TK merangkap ibu rumah tangga. Kami memiliki sepetak sawah di sebelah rumah yang dikerjakan oleh Abah dan Ibu dibantu beberapa tenaga lepasan.
Aku dan adikku terbiasa membantu Ibu di rumah, walau laki-laki tapi aku tidak canggung menyapu, mengepel, mencuci atau bahkan menggendong dan menyuapi adik perempuanku, Aisha (5 tahun) dan Fatimah (2 tahun). Aku suka membawa mereka bermain di saung sambil mengerjakan PR atau menulis. Abah selalu mengajarkan kesederhanaan, kerja keras dan tanggung jawab pada kami. Walau tidak berlebih, kami bersyukur masih hidup berkecukupan.
Sedangkan Lana berasal dari keluarga pengusaha yang sudah terkenal di daerah kami, keluarganya adalah pemilik pabrik gula, batik dan juga beberapa usaha lainnya. Lana sendiri anak tunggal dan hidup sangat berkecukupan. Tapi aku perhatikan dia sangat sederhana, banyak temannya yang ke sekolah menggunakan kendaraan pribadi atau supir pribadi tapi Lana masih menggunakan angkutan umum, sesekali dia diantar oleh Ibu atau supir ayahnya.
Walau termasuk golongan berada Lana tidak sombong, bahkan dia sangat ramah. Dari mulai satpam, penjaga kantin, petugas kebersihan sampai kepala sekolah kenal Alana. Siapapun dia sapa dengan ramah, hormat kepada yang lebih tua dan selalu tersenyum. Alana mungkin tidak secantik Zahra yang tinggi semampai dan model, tapi Alana selalu menarik perhatian. Tidak heran dia sangat populer sejak SMP, tidak hanya di sekolah tapi juga satu kota.
.....
Akhirnya hari yang dinanti pun tiba, sejak pagi aku hampir tidak konsentrasi untuk melaksanakan tugas sebagai pemimpin upacara. Apalagi Lana yang menjadi MC pagi itu, selama upacara aku melirik dia yang berdiri tepat di sebelah kiri belakang kepala sekolah. Aku bisa melihat tatapan matanya mengarah padaku walau seolah dia sedang menatap ke depan (peserta upacara). Hampir satu jam kemudian upacara selesai, setelah kepala sekolah meninggalkan mimbar upacara seharusnya aku membubarkan peserta upacara. Aku sudah balik kanan dan akan membubarkan peserta upacara ketika aku mendengar Lana berbicara di speaker.
"Kak Adit, boleh ulangi pertanyaan kak Adit minggu lalu ke Lana ?"
Semua peserta upacara lansung heboh dan tertarik mendengar suara Lana, apalagi kali ini tidak berhubungan dengan upacara. Sebelum aku sempat berbalik Lana sudah melanjutkan.
"Kalau Kak Adit mengatakannya sekarang dari sana maka Lana akan jawab."
Keringat dingin langsung mengalir semakin deras bercampur dengan keringat akibat matahari jam 8 pagi. Di balik seragam PDU, jantungku berdebar kencang. Di sudut kiriku Doni bingung menatapku, peserta upacara belum aku bubarkan sudah berpencar dan ramai. Sebelum keberanianku hilang, sebelum pikiranku kabur dan sebelum rasa ini menguap aku pun berkata lantang sambil berbalik dan menatap matanya.
"ALANAVERA, MAU KAH KAMU MENJADI PENDAMPINGKU ???" entah kenapa aku justru mengucapkan kata 'pendampingku' bukan 'pacarku' karena pada saat yang sama aku yakin dia bukan sekedar menjadi pacarku.
satu detik bagaikan satu jam, akhirnya Lana menjawab
"Iya, kak Adit. Lana mau"
Pecahlah sorak sorai peserta upacara, bahkan kepala sekolah dan guru-guru ikut mendengarkan di sebelah kiriku. Persis di depan kantor guru dan berkumpul, tak sedikit yang tersenyum dan bertepuk tangan bersama peserta upacara lain.
Dan kau hadir merubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna
Adera - Lebih Indah
Seruuuu... cute write up!
ReplyDeletehttp://sepatuholig.blogspot.co...
IG @grace_njio
Yaampun yaampun aku dikereta mesem mesem dan cekikikan sendiri.
ReplyDeleteAlana kece! You go girl!
Btw gurunya ga marahin malah dukung yak wkwkwkkw duh akoh jd kangen sd...
Hahaha....sma itu faaa, sma !
Delete