Wednesday, October 31, 2012

EX Plaza


Negeri 5 Menara

 


Film yang sependek pengetahuan saya dibuat berdasarkan novel karya A. Fuadi dengan judul yang sama.
Jujur, saya belum sempat membaca novelnya dan saya juga belum sempat nonton film nya di bioskop.
Tapi beberapa waktu lalau SCTV dalam rangka Idul Adha 1433H menyiarkan film ini.
kalau yang saya tonton di SCTV, film dibuka adegan antara Alif dan sahabatnya di kampung yang abru saja lulus SMP.
Alif ingin melanjutkan SMA di Bandung dan masuk ke ITB begitu juga sahabatnya. Namun orang tua Alif ingin Alif masuk pondok pesantren di jawa. Alif dalam dilema, sampai akhirnya ayah Alif membawa Alif pada transaksi penjualan kebau. Setelahnya mereka berdiskusi sambil makan durian.
Alif pun mengerti dan memutuskan untuk bersekolah di pesantren madani di jawa.
Di sana Alif bertemu lima sahabatnya dan mereka kemudian dikenal sebagai Sahibul Menara, dikarenakan mereka sering berkumpul di bawah menara masjid.
Alif punya ketertarikan di bidang jurnalistik sehingga Alif bergabung dengan majalah pesantren.
Cita-cita mereka sangat tinggi dan berjanji suatu saat akan bertemu lagi dengan foto di bawah menara negara yang akan mereka kunjungi.
Sayang, ditengah perjalanan Baso, salah seorang sahabat Alif dari sulawesi harus kembali pulang dikarenakan neneknya sakit keras dan tidak ada yang merawat.
Kisah berlanjut sampai akhirnya ditutup oleh pertemuan Sahibul Menara sesuai janji mereka.

Menurut saya sih endingnya kurang greget dan pada saat film berlangsung juga seperti ada yang kurang gimana gitu. Saya suka pemeran Sahibul Menara pada saat remaja, rata-rata wajah yang baru saya lihat namun akting mereka bagus menurut saya. saya menikmati filmnya walau gregetnya kurang terasa.
Banyak hal yang saya ambil dari film ini, salah satunya semangat MAN JADDA WA JADDA siapa yang bersungguh-sungguh maka akan tercapai cita-citanya [terjemahan bebas].
Buat saya yang penuh mimpi dan sering sekali mengalami penurunan semangat, kehadiran film atau buku seperti ini seolah menjadi oase di padang pasir nan luas.
Saya harus beli bukunya, atau minimal membaca bukunya agar saya tidak penasaran :D












Soegija

Source
Sejak melihat iklan film ini dan membaca serta mendengar tentang film ini saya menjadi semakin penasaran. Sampai akhirnya sabtu lalu teman saya pun melontarkan hal yang sama. Jadilah kami pun berjanji akan menonton pada jum'at minggu depannya.
Tiba-tiba, kemarin sore teman saya chat saya. Dia memajukan jadwal nonton kita, kebetulan janji saya sudah di cancel pada paginya. Jadi ketika teman saya meminta memajukan jadwal saya pun meng-iyakan.
Jadilah kami berjanji untuk langsung bertemu di Blok M Square . Maklum saja, perempuan kalau pergi suka ribet sendiri. Belum lagi jalanan Jakarta yang nggak bisa diprediksi, akhirnya kami memutuskan untuk langsung bertemu di sana pukul 18.30 WIB.
Saya memilih naik busway dari thamrin, tumben saja penumpang busway tidak sepadat biasanya. Ternyata penurunan penumpang yang saya dengar dari beberapa teman saya benar adanya, termasuk penurunan kualitas. Tapi di sini saya tidak akan membahas itu, saya akan membahas menganai SOEGIJA.

SOEGIJA adalah salah satu karya dari Garin Nugroho, seorang sutradara terkenal Indonesia. Karya-karya beliau sudah banyak mendapatkan penghargaan baik dalam maupun luar negri. Menurut beliau SOEGIJA adalah karya beliau yang paling mahal ongkos produksinya. Film ini pun menggunakan bahasa yang paling banyak, Belanda, Jepang, Jawa, Mandarin dan tentu saja Indonesia.
Menyaksikan film ini buat saya seperti kembali ke masa lalu. Masa jaman penjajahan Belanda dan Jepang, masa kemerdekaan hingga serangan sekutu. Hanya sayang, film ini menurut saya kurang fokus :D
Kalau memang menceritakan mengenai peran Mgr. Soegija, kok ya saya merasa 'terlalu banyak' adegan pendukung yang kurang greget. Apalagi ketika ling-ling bertemu dengan mama-nya di gereja dan mendengar ledakan, saya merasa tidak mencapai klimaks menonton film ini.
Tapi saya pribadi suka film ini karena settingnya terasa nyata. Saya seperti dibawa kembali pada masa itu, begitu bergetar hati ini dan merinding ketika mendengar Latip mengatakan MERDEKA. Film ini bisa menjadi salah satu 'cubitan' bagi para pemimpin negeri ini sekarang. Ketika Mgr. Soegija mengatakan "Biarkan rakyat kenyang duluan dan para imam kenyang belakangan, akan tetapi biarkan para imam merasakan lapar duluan rakyat belakangan"[kurang lebih seperti itu].
Sekarang kita justru dijajah bangsa kita sendiri, nasionalisme, kebersamaan, semakin luntur. Kita mudah terkena isu SARA yang menguntungkan pihak kapitalis. Wahai saudaraku, kita saudara setanah air, meskipun kita berbeda kita tetap satu jua. Ingatkah engkau akan cita-cita para pemuda di masa lalu [Sumpah Pemuda], ingatkah engkau mengapa kemerdekaan bangsa ini dideklarasikan ? Wahai saudaraku, NKRI harga mati, mari bersama kita jaga keutuhan bangsa ini.
Semoga pesan yang terkandung dalan film ini dapat kita ambil, manfaatkan dan kita implementasikan MERDEKA!!!

Cinta Suci Zahrana

Libur lebaran kemarin, saya diajak nonton Cinta Suci Zahrana di Grage Mall, sebenernya sih emang niat mau nonton sendiri. Eh, nggak tahunya saya malah dapet 'undangan' nonton. Undangan itu datang selasa sore, sayang saya tidak bisa untuk hari rabu dan kamis karena saya sudah ada agenda [sok sibuk]. Sepakat Jum'at siang, tapi nyatanya pagi-pagi saya malas sekali pergi. Bukan karena nggak mau nonton, tapi karena yang ngajak nonton. Nggak tahu kenapa, semua yang berhubungan sama dia saya jadi malas, saya nggak mau sikap saya terlalu kasar atau terlalu baik ke dia.
Nggak baik buat kami semua, sudah saatnya kami mencari jalan kami sendiri. Tapi menolakpun, saya tidak tega. Masa niat baik disambut dengan sebaliknya, jadilah saya mengiyakan ajakannya. Pagi itu saya juga dapat sms dari teman saya, katanya ada reunian jam 2 siang. Jadilah saya memundurkan jadwal saya menjadi jam 4.20 sore.
Entah akbibat malas atau keraguan yang menggelayut sejak pagi, siang itu di warung sibuk sekali sampai akhirnya jam 3 saya baru bisa 'melepaskan' diri dari kesibukan. Mandi dan siap-siap berangkat, saya memperkirakan bahwa saya akan sampai di sana paling lambat 4.30.
Nyatanya, ketika saya akan berangkat saudara saya datang dan bertanya mengenai Pru. Tidak mau menolak rejeki sayapun memberi penjelasan singkat. 3.45 sore saya pun pamit dan beranjak keluar tidak satupun angkot saya temukan, hingga jam 4.00 saya baru naik angkot. SMS masuk, mengatakan kehadiran saya masih ditunggu, padahal sejak jam 1 tadi saya sudah minta maaf tidak bisa datang.
Angkot ngetem, jam 4.15 saja saya masih jauh dari Grage, belum lagi arus kendaraan yang dialihkan akibat arus balik mudik, sampai saya ditelpon pun meluap kemarahan saya. Entah mengapa setiap menghadapinya saya tidak bisa menahan emosi saya terlalu lama. Saya sudah hampir menyerah ketika jam 5 saya sampai sana dan dia masih menunggu saya, walau dia sudah ada di dalam duluan.
Saya sudah membayangkan akan makan Mie Get di Wahidin sepulang nonton, ternyata dia malah meminta langsung pulang. Ya ampun, nyebelin banget....ya udah pulanglah dia sendiri....saya tadinya mau nekat makan sendirian....keburu BT dan esmosi saya pun pulang....sudah membayangkan roti bakar API langganan saya. ups.....curcolnya udah dulu, kembali ke cerita...

Cinta Suci Zahrana [CSZ] sudah saya nantikan, karena pemerannya Meyda Sefira. Entah kenapa, sejak kemunculannya di Ketika Cinta Bertasbih saya sudah menyukainya. Banyak orang menyukai Oki Setiana Dewi [OSD] namun saya pribadi lebih menukai Meyda. OSD memang anggun, cantik dan berwibawa tapi Meyda menurut saya lebih berwarna :D.
CSZ bercerita tentang Zahrana, dosen sebuah perguruan tinggi dengan pendidikan S2 namun masih sendiri. Orang tuanya sudah mendesaknya menikah, tak terhitung lamaran yang dia tolak. Alasannya hanay satu, dia mencari suami yang bertakwa.
Hingga akhirnya Zahrana membuat murka rektor kampus tempatnya mengajar, sehingga dia diusulkan untuk mengundurkan diri oleh bu merlin sebelum dia dipecat. Perjalanan hidupnya berliku hingga akhirnya dia meminta dicarikan jodoh oleh bu nyai tempat dia mengajar.
Seorang pedangang kerupuk keliling bernama Rachmad [Kholidi] yang direferensikan bu nyai dan pak kyai. Walaupun secara pendidikan dan ekonomi serta status [rachmad duda dengan 1 anak, istrinya meninggal] tidak membuat Zahrana gentar. Karena dia dan keluarganya yakin bahwa calon yang dipilihkan bu nyai dan pak kyai pastilah seorang yang baik agamanya.
semua sudah disiapkan, undangan sudah di sebar. Malam sebelum pernikahan Zahrana mendapatkan kabar bahwa calon suaminya kecelakaan dan meninggal. Di malam yang sama ayahnya terkena serangan jantung dan meninggal. Akhirnya Zahrana pun depresi, berkat bantuan ibu dan sahabatnya serta dokter zul, seorang psikiater Zahrana bisa kembali sembuh.
Akhirnya, Zahrana pun menemukan jodohnya....seorang pria sholeh dan mapan, walau pun lebih muda darinya. Tak lain dan tak bukan adalah Hasan [Miller] mantan mahasiswanya yang juga anak dokter Zul.



Film ini bagus banget, sarat muatan dakwah dan inspirasi walau alurnya sedikit terlalu memaksa [atau pemerannya] jadi sebenernya saya sendiri tidak terlalu menikmati film ini [mungkin akibat kekesalan yang masih terbayang].
overall, film ini khas kang abik.....dan bagus untuk anda semua baik pria ataupun wanita yang masih sendiri ataupun sudah berumah tangga ^_^


Tuesday, October 23, 2012

Tilang

Senin Minggu lalu saya 2x di tulang. Bukan saya sih, pagi Bianglala 44 yang ditilang di Pakubuwono dan Malamnya C01 ditilang di semanggi. Yang lucu pas malam, si C01 kan biasa deh lewat jalan yang dari depan plasa semanggi, jalurnya P19/motor. Nah pas sampai di samping Polda tiba2 si supir ngeliat masih ada 44 di depan halte polda. Jadilah dia seenaknya balik kanan lewat kolong jembatan semanggi. Padahal sama penumpang di belakang udah dkasih tahu ada polisi. Nah saya yang duduk di depan juga ngeliat sih ada polisi, tapi yang naik mobil dan beliau lewat begitu aja.
Ternyata kata penumpang yang di belakang ada polisi naik motor dan benar saja belum juga kami turun ke Jalan sudah ditilang. Si supir tenang aja ngasih stnk, katanya kasih aja dua puluh ribu di atas nanti. Benar saja, kami muter ke atas, ke arah slipi dan ada pos polisi di sana. Si supir turun dan nggak lama kembali di apun tertawa dan mengatakan "benar kan, cuma kasih dua puluh aja udah bebas, kalau di tangerang mah dikasih seratus lima puluh juga tetep nggak dikasih, malah bisa dikandangin mobil."
Aku mendengar percakapan yang miris sekali antara si supir dan seorang penumpang, yang mengatakan kalau polisi di tangerang sok menegakkan peraturan hanya karena salah seorang petinggi baru. Kok ya didisiplinkan nggak mau masyarakat kita ini, sudah jelas salah maunya benar terus....sampai kapan juga budaya suap masiha kan terus ada selama masyarakat nggak mau sama-sama mengontrolnya.

Nah, kemarin ditilang lagi kali ini di depan halte polda arah ke bunderan HI. Biasa, 44 mau masuk ke jalur cepat, cuma dia mendahului dari sisi kiri jadilah diberhentikan tepat sebelum masuk ke jalur cepat. salahs i supir juga sih, diminta sim malah si supir marah mau suap. si polisi lebih marah lagi, disuruh ke depan dan minggir. saya sempat mendengar si polisi mengatakan "kamu mabuk ya, ada yang bsia bawa mobil nggak" ternyata si kenek nggak bisa bawa mobil jadilah si polisi minta stnk, sim dan stnk ternyata nggak ada makin marah lah si polisi apalagi sikap si supir yang memang menurut saya kurang ajar. Jadilah si kenek ditinggal di sana mungkin bersama bpkb atau surat tilang sim dan stnk-nya, karena saya melihat tas kecil yang diserahkan yang biasanya isi stnk dan bpkb. setelahnya si supir bawa motor seenak sendiri hampir saja mencelakakan pengguna jalan lain.

Selain itu, kalau saya naik 44 siang hari serings ekali masuk jalur busway dari mulai setiabudi sampai tosari. Sekali waktu pernah saya harusnya turun di bank muamalat malah harus turun di tosari hanya karena dia masuk jalur busway dan nggak bisa berhenti sembarangan. jadilah saya harus jalan dari tosari ke bank muamalat jam 1 siang. bukan masalah jalannya, tapi masalah membahayakan penumpang ketika dia melintasi pembatas busway. belum lagi pengendara lain dan juga kemungkinan lainnya. 44 banyak dinanti tapi bikin keki, sebisa mungkin saya sih kalau nggak perlu banget nggak naik 44 ha ha ha....

Friday, October 19, 2012

RED SHOES



Thanks My Dear nicha

Hujan

Sejak bulan lalu alhamdulillah Jakarta sudah diguyur hujan walaupun belum teratur.
Bagi sebagian orang hujan adalah berkah bagi sebagian yang lain mungkin tidak, buat saya setiap apa yang terjadi di bumi Allah pasti memberikan yang terbaik untuk umatNya.

Masalah klasik Jakarta kalau hujan adalah BANJIR, nggak hanya jaman Jakarta modern seperti sekarang saja. Tapi sejak jaman penjajahan Belanda pun Jakarta sudah memiliki sistem penanggulangan banjir. Maklum saja Jakarta kan memiliki garis pantai yang luas, nggak punya pegunungan yang ada kali di mana-mana.

Alhamdulillah, di thun ini yang mana prediksi Jakarta akn banjir besar 5 tahunan tidak terbukti. Memang sih di beberapa daerah masih banjir tapi tidak separah 2007 lalu yang hampir melumpuhkan kawasan Jakarta. Hujan sedikit kawasa sudirman, thamrin, kuningan, gaot subroto langsung amcet hebat. Nggak hujan aja udah macet apalagi hujan.

Padahal penanggulangan bajir simpel aja dan kita sudah belajar sejak SD. NGGAK BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Heran deh sama orang yang buang sampah seenaknya, saya sendiri dulu samau memang nggak perduli gitu sama lingkungan. Tapi semakin hari saya semakin sadar diri kok, lingkungan kan untuk kita juga kalau bukan kita yang jaga siapa lagi yang akan jaga ???

Nah buat temen-temen semua, yuk kita buang sampah jangan sembarangan. Paling nggak sedikit tapi pasti kita mengurangi sampah tertumpuk di got, kali dan lainnya. soalnya masalah Jakarta nggak cuma banjir karena hujan tapi karena air kiriman atau air laut pasang seperti di daerah muara baru sana.

Jakarta kan punya kita semua, yuk di sayang....

Thursday, October 18, 2012

Bright and Deep Purple



Jalan Benda - Kemang

Minggu lalu saya ada acara di kemang, dan seperti saudara-saudara ketahui saya agak tidak mengerti dan mengetahui jalan dan angkutan umum di kemang. Memang sih ke kemang bisa naik 605A tapi lamanya nggak ketulungan dan waktu saya mengantar kak ria jaman skripsi dulu kami biasa naik taksi. Jadilah saya bertanya pada @tamansi, maklum beliau kan penguasa kemang sana :D
Ternyata @tamansi junga nggak tahu ke benda naik angkot apa ha ha ha, berdasarkan saran dari temannya saya disuruh naik bajaj dari blok m IDR 15k. Benda raya ada di sebelah habibie center [yang ini saya tahu] dan ternyata kopaja 614 lewat sana ha ha ha. Jadilah pulangnya saya naik 614, memang sih kopaja inis ama lamanya dengan 605A tapi alhamdulillah selesai interview ketika saya jalan sedikit ke arah habibie center nggak lama 614 lewat.

614 ini rute Cipulir - Pasar Minggu via Mayestik, pulang dan pergi lewat jalan benda ini sampai jeruk purut sana he he he....lain kali kalau ke sini saya sudah tahu dan nggak jauh dari butik ada pertigaan jeruk purut lewatlah S11 Pasar Minggu - Lebak Bulus. Lumanyan jadi pengalaman kesasar tapi jadi tahu jalan :D

Padahal niat saya jalan ke habibie center karena saya mau makan siang di warung pasta. Eh nggak jadi, baguslah jadi hemat he he he....karena saya langsung pulang dan makan di rumah :D

Interview Hijabers Community

Minggu lalu saya ada interview kandidat pengurus Hijabers Community Jakarta di butik Jenahara Kemang. Butuh perjuangan loh sampai ke sini, he he he....maklum saya ini nggak terlalu paham daerah keman, alhamdulillah dibantu sama @tamansi untuk ancer-ancer ke butik Jenahara. rupanya jalan benda itu posisinya ada di Habibie Center [sebelahnya] yang nanti tembusannya jeruk purut [pernah lewat sama si mars].
Karena nggak tau angkot ke sana apa, jadinya @tamansi kasih ide naik bajaj IDR 15k sampai ke sana. Dengan PD nya di blok m saya nawar ke sana IDR 10k aja dan nggak di kasih, ha ha ha....karena udah mepet jadilah saya pasrah saja dengan harga segitu [dan rupanya memang umumnya segitu he he he]. Saya kan nggak tahu jalan daerah sana yah, tapi tetep yakin pokoknya saya tahu habibie center dan saya tahu kemang selatan [sering nganterin kak ria kalau mau bimbingan skripsi soalnya, he he he].
Sampai sana, alhamdulillah terlambat :D awalnya saya hampir menyerah karena terlambat dan saya juga 'buta' daerah sana. Tapi saya ingat, perbedaan antara Winner dan Champions adalah :
1. Winner : Pemenang
2. Champion : Pemenang, hanya saja champion bukan pemenang pertama. Champion adalah orang yang berusaha menyelesaikan apa yang dia mulai sekalipun dia bukan berada di posisi pertama.
Pengetahuan tesebut saya dapatkan ketika SOS di puncak bulan lalu. Saya pun berusaha mencari sampai ketemu. senangnya saya ketika sudah ketemu, kebanyakan yang interview menggunakan kendaraan sendiri atau taksi. saya turun dari bajaj tapi saya PD aja, kalau nggak PD bukan saya namanya hi hi hi. Nah sampai di sana saya langsung mengenali Tantri nggak lama langsung di suruh ke atas buat interview sama Noi dan Inarovi. Sampai di atas ada beberapa komite yang lain tapi yang saya kenali hanya Fika :D yang lain saya tidak terlalu jelas melihat. Maklum ada beberapa yang sedang interview juga sama seperti saya.
Oia, di sini saya mengirimkan cv sebagai divisi percabangan. HC bertanya kenapa saya nggak masuk divisi IT karena background saya sales IT. Jujur saya katakan bahwa saya sebenarnya tidak terlalu paham IT karena tugas saya sebagai sales selain itu saya pun tidak terlalu tertarik di IT. Sedangkan di Humas, saya pikir adalah hal yang sudah biasa, saya pun memeilih Percabangan akrena saya ingin berinteraksi dengan lebih banyak orang dari berbagai latar berlakang. Dengan di divisi percabangan harapan saya selain memberikan kontribusi saya pun mendapat pelajaran bisa mengenal karakter dan budaya berbagai macam suku di Indonesia.
Saya ditanya apa kontribusi yang dapat saya berikan dalam 5 tahun ke depan. Hal pertama saya ingin merubah pandangan orang mengenai HC, terutama lingkungan saya yang mengatakan HC adalah sosialita hijab. Padahal banyak sekali program/charity HC yang mereka belum tahu. Ketika saya ditanyakan mengenai 'pengorbanan' saya paparkan secara jelas dan tegas bahwa saya terbiasa 'berkorban' sejak saya masuk organisasi di SMP.
Karena saya tahu, organisasi yang saya ikuti kebanyakan independen dan memang swadaya bersama dengan tujuan yang baik. Uang, waktu dan sebagainya bagi saya tidak masalah selama saya masih mampu memberikannya. Saya hanya ingin berbuat kebaikan untuk sesama, tentunya dengan berbagai macam cara salah satunya dengan mengikuti berbagai oraganisasi yang saya anggap positif. Buat saya organisasi bukan mencari untung, tapi justru tempat saya untuk berkarya dan menimba ilmu yang belums aya punya. Apabila dari sana muncul pundi-pundi rupiah yang memang sudah menjadi hak anggota oraganisasi itu hanyalah bonus semata.
Tapi saya senang, karena saya berhasil lolos sampai tahap seleksi. Apakah nantinya saya lolos sampai tahap akhir/tidak itu bukan masalah bagi saya. Karena buat saya, saya sudah melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan.
Nah, pas interview kemarin kan kami semua disuruh menggunakan gaya kami masing-masing. Jadilah saya menggunakan rok jeans, kemeja dan flat shoes. saya berfikir kenyaman karena saya menggunakan angkutan umum. Alhamdulillah, buat saya menggunakan items tersebut membuat saya nyaman dan tidak kepanasan. Pulangnya saya cukup menunggu 614 yang rupanya lewat depan butik Jenahara dan sampai cipulir berganti dengan C01.

Monday, October 15, 2012

My Wishes

Beberapa waktu lagi usia saya genap 23th [walau dari tampang katanya saya terlihat lebih dewasa] tak terasa selama ini saya sudah memiliki hidup yang cukup panjang. Alhamdulillah, samapai sekarang Allah selalu memberikan apa yang saya butuhkan.

Hadiah ulang tahun buat diri saya sendiri adalah Polis Asuransi, mengapa ? sejak saya bergabung di PRUSpirit, saya jadi sadar akan pentingnya berasuransi. Dulu mungkin saya beranggapan asuransi mahal dan saya tidak perlu. Toh sejauh ini saya alhamdulillah sehat dan tidak membutuhkan pengobatan yang mengharuskan saya ke rumah sakit.

Tetapi berbagai kejadian dalam hidup saya membuat saya terbuka matanya, saya sadar saya mampu berasuransi mengapa saya tidak memiliki polis asuransi ? bukankan lebih baik menyediakan payung sebelum hujan, mencegah daripada mengobati ???

Apalagi di tahun ini saya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Zona di mana saya bekerja dengan keterikatan waktu yang penuh sedangkan saya sendiri masih panjang untuk mencapai impian saya yaitu kebebasan waktu dan finansial. Mengapa ? karena saya ingin memperkaya diri sebelum saya bisa membantu orang lain. Bagaimana saya bisa membantu orang lain sedangkan saya sendiri masih dibantu ??? oleh karenanya saya membutuhkan pekerjaan yang bisa memberikan saya kedua hal tersebut.

Ketika juni 2012 lalu saya memutuskan untuk gabung, visi saya semakin jelas. Saya tidak hanya ingin memiliki kebebasan waktu dan finansial, tapi saya juga ingin bermanfaat bagi orang banyak. Di sini saya bisa membantu orang untuk merencanakan keuangan mereka, untuk mencapai impian meraka...di sini saya menjalankan misi, misi agar saya bisa memperkecil resiko mereka apabila mereka terkena resiko [baca : sakit]. Dan sya menjalankan misi agat bagaimana memperkecil imbas kepada keluarga apabila si pencari nafkah terkena resiko.

Bismillah, pada oktober 2012 ini saya memutuska untuk full heart dan full time di bisnis ini. saya ingin membawa orang sukses bersama saya, saya ingin semakin banyak orang yang sadar akan asuransi dan saya ingin bermanfaat bagi sesama.

Long Day

hari ini saya di kantor dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam, 12 jam belum termasuk perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya. Apakah saya lelah ? tidak, karena bagi saya ini adalah proses saya untuk mencapai kesuksesan. Ini adlah perjuangan saya, salah satu cara saya untuk mencapai mimpi saya. Mimpi saya tidaklah muluk, saya hanya meminta untuk diberikan pekerjaan yang tidak hanya memberikan saya kebebasan waktu dan finansial namun juga dapat bermanfaat kepada orang lain.

Saya adalah orang yang gaptek, nggak suka teknologi dan hitung-hitungan. Tika api alhamdulillah, sejak saya mulai kerja saya sudah di dunia hitung menghitung, lalu saya pindah ke dunia IT dan bertahan selama sekitar 3 tahun terakhir. Akhirnya saya kembali ke dunia hitung menghitung walau saya masuh membantu klien saya yang di IT. Allah selalu punya rencana indah untuk saya, ketika saya dengan pekerjaan yang bisa memberikan saya apa yang saya butuhkan, PRUDENTIAL

Saya bergabung di sini dikarenakan salah seorang [mantan] kompetitor saya di IT mengajak saya ke sebuah acara yang bisa membuka mata hati dan pikiran saya. Ternyata apa yang saya lakukan selama ini sudah benar hanya saja saya belum memiliki tujuan yang jelas. Di bisnis ini saya mendapatkan apa yang saya butuhkan, akhirnya saya pun memutuskan untuk terjun langsung di bisnis ini dan melayani dengan hati.

Jujur, jika bicara materi saat ini komisi saya bahkan belum mencapai gaji saya sebelumnya di dunia IT. Tapi tujuan saya tidak hanya masalah finansial dan waktu tapi juga kesempatan saya untuk memberi. sehingga salah seorang leader, yang seorang guru fisika di salah satu sekolah negeri berkata "Saya ingin menjadi lebih bermanfaat untuk orang lain."

Ya, sebagai guru pun beliau bermanfaat mencetak anak muda Indonesia. Tapi beliau ingin lebih dan beliau pun bertemu dengan bisnis ini. Di keluarga besar PruSpirit Jakarta terutama di unit saya, TLS saya pribadi tidak hanya diajarkan bagaimana mengejar komisi. Tapi kami diajarkan dan dididik untuk bagaimana menjalankan misi. Misi untuk membantu orang lain merencanakan keuangan mereka. Kami TIDAK sekedar MENJUAL asuransi tapi kami MENJALANKAN MISI untuk membantu orang lain merencanakan keuangan dalam hidupnya.

Di sini, saya banyak belajar. Mau tidak mau dan suka tidak suka saya harus belajar menghitung. Karena tugas saya sebagai Financial Consultant bukan hanya menjual asuransi tapi menjadi konsultan mereka dan membantu mereka menyiapkan rencana keuangan untuk masa depan mereka.

Hari ini, sejak pagi saya belajar banyak hal. Ketulusan, keberanian, kegigihan, keuletan dan terutama sikap serta cara pandang/pola pikir saya.
Tommy Siawira mengatakan YOUR WEALTH WILL ONLY GROWTH AS MUCH AS YOU GROWTH

Hari yang panjang dan har-hari saya amsih panjang untuk ke depan. Perlahan tapi pasti saya sedang mencapai visi dan misi dalam hidup saya. Tidak ada kebetulan di dunia ini, semua sudah tertulis dan Allah akan selalu memberikan kemudahan bagi hambaNya yang berusaha dan meminta padaNya. Mungkin Allah tidak memberikan apa yang kita minta, tapi Allah selalu memberika apa yang kita butuhkan. Semoga kita menajdi manusia-manusia yang dapat bermanfaat bagi sesama dan bisa mempertanggung jawabkan kehidupan kita kelak di akhirat, wallahualam.

Friday, October 12, 2012

Angkot [khusus] Karyawan dan Tunawisma 'tetap'

Ada satu pengalaman yangs aya bilang unik dan menambah pengetahuan saya mengenai dunia per-angkutan umum terutama kalau sudah malam.
Seperti biasa, selewat jam 9 malam saya akan memilih untuk langsung naik C.01 atau Bianglala 44 atau Mayasari 35 dari pada saya harus ke blok M dulu dan nunggu metromini 70.
Nah, suatu waktu saya naik C.01 dari depan sarinah aps jam 10 malam. Saya memilih mobil yang paling depan, karena terlihat sudah penuh, banyak perempuan dan juga saya merasa aman.
Sampai di dalam saya ditanyakan tujuan saya oleh penumpang lain, setelah saya jawab dia bilang "Soalnya ini akryawan semua mbak, jadi nggak lewat blok m langsung ke ciledug."
Wah, menarik...kalau kayak gini mendingan saya naik angkutan yang memang sudah banyak isinya dan karyawan semua jadi saya cepat sampai rumah. Hanya satu jam saja dari sarinah ke rumah saya, padahal biasanya dua jam. Coba Jakarta setiap hari cukup lengang, indah kali ya :D

Jadi kesimpulan saya sebelum naik angkutan umum perbanyaklah bertanya, jeli dan ikuti hati nurani insya Allah aman dan selamat sampai tujuan. Jangan memakai pakaian dan perhiasan serta membawa peralatan/barang yang mecolok sehingga anda tidak menjadi sasaran empuk.

Oia, saya juga mau cerita mengenai salah satu tunawisma yang ada di JPO alias jembatan penyebrangan orang daerah setia budi. Tepatnya di depan Le Merridien hotel, sudah beberapa waktu ini di jaga satu satpam di atasnya. selain itu tidak terlalu banyak penjual, bahkan cenderung tidak ada penjual asma sekali. yang tidak berbeda sejak 2008 lalu adalah seorang tunawisma yang duduk persis di ujung dekat hotel.
Dia masih ada sampai hari ini saya melihatnya, ada di sana sepeti biasa hanya saja sedikit lebih gemuk. Kalau musim hujan, dulu dia selalu membekali dirinya dengan alas dan payung.
Dibeberapa tempat, saya sering melihat mereka...para tunawisma yang sama dari tahun ke tahun tetap seperti itu. Entah malas karena sudah keenakan mendapatkan uang dengan memnta belas kasihan orang, atau memang sudah tidak tahu akan melakukan apalagi.
Saya sendiri tidak bisa berbuat banyak untuk mereka, selain berbagi sedikit rejeki saya. Itu pun hanya saya berikan sesuai kata hati saya pada orang yang memang menurut saya ngat layak diberi. Atau bahkan kadang saya lebih menghargai pengamen dari pada seorang bapak yang masih mampu bekerja tapi malah meminta belas kasih orang lain. Karena buat saya, pengamen masih memiliki sedikit usaha dari pada orang yang hanya meminta belas kasihan orang lain.

Wednesday, October 10, 2012

SOS 2


Musholla PIM

Minggu lalu saya berkesempatan mampir ke PIM [Pondok Indah Mall], lama sudah saya nggak ke sini dan kali ini saya ke sini ada beberapa hal berubah. Ada penambahan foodcourt baru di PIM 2, serta ada beberapa tambahan musholla di setiap titiknya. Nah postingan kali ini saya mau membahas musholla :)

Musholla Wanita

Lokasi Musholla

Waktu Sholat

Tempat Penitipan Sepatu dan Ruang Shalat Pria
Nah, dalamnya sendiri saya kurang paham, karena memang saya tidak masuk ke dalam hanya foto dari luar saja. Musholla yang saya foto terletak di belakang tenant Esprit di PIM 2 dan lokasinya berdekatan dengan toilet. Menurut saya lebih nyaman dan besar di sini dari pada di PIM 1 yang lokasinya dekat skywalk.

Thursday, October 4, 2012

Taksi Putih [again]

Postingan ini bukan bertujuan untuk mendiskreditkan perusahaan atau pribadi, lebih kepada keluhan pelanggan yang entah kenapa selallu saya alami ketika saya menggunakan armada tersebut.


Masih ingat postingan saya di sini nah dua hari ini saya 'terpaksa' [saya menggunakan kata ini karena buat saya kalau masih ada pilihan taksi selain putih saya lebih baik memilih mereka akumulasi kekecewaan saya beberapa waktu selama saya menggunakan armada mereka]. menggunakan lagi si taksi putih.

Pertama,

Semalam, saya baru pulang dari kantor cukup malam. Sekitar pukul 10 saya menunggu taksi di tanjung duren raya, dekat snaapy. Saya sih mengharapkan taksi biru, orange atau kuning, sayang seribu sayang mereka selalu lewat dalam keaadaan berpenumpang. Jadilah saya menunggu, sekitar 10 menit kemudian datanglah taksi putih, saya pun memberhentikannya.

Sampai di dalam taksi saya langsung menyebutkan tujuan saya, seperti biasa saya mengobrol dengan supir taksi. Bahasa yang saya tangkap #maaf# kok sepertinya si supir ini orang yang belagu/sok/apalah sebutannya. Karena dari cara dia bicara seolah memandang remeh saya, tapi saya mengabaikannya...karena saya tidak mau dong berfikiran negatif.

Sampai di lampu merah pos pengumben, ada mobil kontainer, taksi saya sudah terlanjur ambil ke kanan. karena lampu merah, jadila taksi saya cukup membuat kehebohan karena dari arah berlawanan jadi agak tersendat. Tiba-tiba berpapasan dengan taksi biru, si pramudi pun bilang "Kejar setoran mas" saya yang menjawab di dalam sambil bercanda "laper pak" yang memang tidak kedengaran dari luar.

Saya hanya bercanda, tiba-tiba si bapak dengan suara yang terdengar angkuh berkata "dasar supir taksi biru sok menguasai jalanan, mentang-mentang banyak pelanggan belagu" saya cukup kaget, karena diuucapkan dengan nada angkuh, melecehkan dan sangat tdiak suka. Pikiran saya pasti bapak ini pernah di taksi biru, dan ternyata benar saja.

Dia bercerita atau lebih tepatnya cukup menjelekkan taksi biru, dia dua tahun di sana dan pindah ke taksi putih. Di taksi putih dia sudah 5 tahun dan sudah lunas mobil satu serta dapat uang 4 juta, selain itu dia juga sudah dipercaya di taksi putih. Dari pembicaraannya terlihat sekali dia merasa kecewa dengan taksi biru dan bangga di taksi putih.

Ketika saya jawab "namanya orang pak berbeda-beda, ada yang sok dan tidak bukan tergantung taksi yang dia bawa." eh kok kayang nggak senang hati dia argumen lagi #nggak usah saya sebutkan# dan membawa taksi jadi asal-asalan, dan entah kenapa saya jadi merasa kok argonya cepat sekali ha ha ha.....akhirnya sampai di rumah, benar-benar tdiak ada sapaan hangat atau ucapan terima kasih atau selamat malam, langsung kabur begitu saja....kacau....kacau....

Hari ini lain lagi, saya kasih tahu jalan ke si supir eh seperti nggak terima, dia malah bilang kalau jalan yang dia pilih benar. Lah, saya ngotot dong kan saya yang punya rumah. Lagi pula rute yang dia ambil menyalahi aturan lalu lintas, saya bukan takut di tilang tapi lebih takut membahayakan diri dan pengendara lain. Seperti tak terima ditegur dia jadi bawa taksi asal-asalan, saya sih diam saja malah menyalakan mp3.

Sampai komplek rumah saya kembali dia sok tahu jalan, saya kaish tau dia ngeyel....ya ampuuun bener-bener deh saya kapok naik ini taksi. Kalau nggak terpaksa saya nggak mau lagi naik ini taksi. Sore tadi pun terpaksa, akibat hujan, becek nggak ada ojek dan bus pun jarang....ada satu-satunya taksi kosong ya taksi yang saya naikin....ya ampuuuun.....sabar deh saya....

Maaf mungkin banyak yang tidak sependapat sama saya.....tapi ya itu kenyataannya, kayak si yayang dia suka naik si putih karena lebih murah. yah selera orang kan beda-beda ya, saya sih tetep tuh si biru, orange, kuning atau si merah.....bagaimana dengan anda ?

Rekomengie: Pelembut Pakaian Molto Korean Strawberry - λͺ°ν†  ν•œκ΅­ λ”ΈκΈ° μ„¬μœ μœ μ—°μ œ

 "λ„ˆ λƒ„μƒˆκ°€ λ„ˆλ¬΄ μ’‹μ•„μš”" "μ •λ§μ΄μš”?" Assalammu'alaykum Reads, Bagaimana kabarnya? Sudah memasuki pertengahan tahun 2022, semoga s...