Semalam saya dan kkndy janjian di depan Tamara Center untuk pergi ke Bintaro.
Rencana kami mau naik Bianglala 44 atau Mayasari 35 sampa di Ulu Jami/Cipulir dan dari sana lanjut menggunakan Taksi.
Favorit kkndy si taksi putih, kecuali kalau dari kantor menggunakan voucher. Kalau aku sih sebenernya lebih suka si kuning [walau sempet kecewa ] tapi saya pribadi lebih nyaman menggunakannya dan nggak deg-deg an sama argonya he he he
Kalau nggak saya suka naik yang orange, dia ada tv nya tapi sayang armadanya masih sedikit dan juga mobil nya masih mobil lama.
Lanjut ke pengalaman semalam, nah sampai di ulujami kita dapat nih taksi putih.....baru naik biasa dong saya dan kkndy ngobrol kesana kemari, ternyata di ulujami arah bintaro macet, kkndy bertanya ke pramudi :
"Pak, kayaknya ini mah bisa stuck lama. Balik arah aja deh lewat kostrad"
"...." pramudi diam, lalu kkndy bertanya sama saya, dan akhirnya saya mengiyakan
Ditengah perjalanan saya dan kkndy sedang membicarakan masalah bisnis, tiba-tiba nggak pakai permisi si pramudi memotong pembicaraan kami, duh nggak sopan, sungut saya dalam hati.
Sepanjang jalan dia mengoceh terus, saya sih tanggapin "ooo" atau "hmmm" dan kkndy malah tidur.
Yang saya lebih nggak nyaman, dia sibuk menjelekkan perusahaan taksi sebelumnya tempat dia bekerja selama sepuluh tahun sebagai pramudi taksi kelas premium.
Nggak tahu kenapa, saya jadi nggak respect sama orang yang menjelekkan perusahaan lama apalagi sama penumpang. Dia juga membandingkan dengan si kuning, katanya si kuning argonya setiap 80km/jam berubah nggak seperti si putih yang tunduk pada peraturan pemerintah yang 100km/jam beru berubah. Sibuk membanggakan kalau si putih dapat bintang 3 [aduh yang ini saya nggak jelas dia ngomong apa, saya sudah bintang 7 alias pusing] bahkan perusahaan lama dia pun kalah saing dengan si putih.
Aduh beneran deh paling benci sepanjang jalan dengerin orang yang berasa superior sekali bahkan sampai tidak memberi kesempatan pada orang lain untuk bicara. Padahal aku dan kkndy mau ngoborl, eh dengan seenaknya dia tidak memberikan kesempatan. Aneh, padahal dia sepuluh tahun di taksi premium yang memberikan dia pelatihan dan ketrampilan, tapi kok nggak ada bekasnya.
Aduh beneran deh semalam esmosi jiwa.....jujur saja saya sendiri sih nggak terlalu suka ya naik si putih, walau si pramudi bilang si putih termurah diantara taksi lainnya buat saya tetap saja pilihan saya yang pertama si biru, si kuning, si hijau atau si orange dan baru-baru ini ada si merah yang pelayanannya pun cukup bagus. Sebisa mungkin nggak naik si putih deh kecuali ya nggak ada pilihan lain. Karena saya suka merasa argo si putih kok suka berubah dengan cepat ya, hufth.....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Assalammu'alaykum, Reads, kalau agustusan begini biasanya mamtir mellow kangen masa-masa jadi capaska 2005 dulu π Bikin kangen pend...
-
Assalammu'alaykum, udah bulan maret aja dan mamtir masih belum nulis satu post pun, maafkan ya...mamtir sibuk pindah kantor (lagi). Ne...
-
Assalammu'alaykum Reads, Kembali lagi ke postingan mengenai Singapura, khususnya bandara Changi. Kali ini mamtir akan kasih inform...
Rekomengie: Pelembut Pakaian Molto Korean Strawberry - λͺ°ν νκ΅ λΈκΈ° μ¬μ μ μ°μ
"λ λμκ° λ무 μ’μμ" "μ λ§μ΄μ?" Assalammu'alaykum Reads, Bagaimana kabarnya? Sudah memasuki pertengahan tahun 2022, semoga s...

No comments:
Post a Comment
Syukron for coming ^^