![]() |
pic from google |
Bebera waktu kemudian saya bisa 'bertemu' dengan traveler blog sperti Trinity , Rossa Indah K Matari dan dari sana saya bisa ngulik beberapa blog lainnya Ransel Kecil, Backpakers Note dan yang lainnya. Sehingga bisa merubah pola pikir saya. Kalau dulu saya pikir liburan [baca : jalan-jalan] itu mahal, ternyata tidak juga. Banyak cara untuk meminimalkan budget.
Dan setelah saya membaca buku ini [akhirnya saya bisa juga membelinya :D] saya jadi semakin berani, kenapa ? karena dulu saya
Memang, sampai saat ini saya belum pergi ketempat-tempat yang saya mau :D tetapi saya cukup puas dengan perjalanan saya tahun lalu. Ketika saya rehat sejenak dari menggilanya pekerjaan, tekanan dan
Kediri
Day 1
Pengalaman pertama saya menggunakan kereta ekonomi jarak jauh, berangkat pagi hari dari stasiun lempuyangan Jogja menuju Kediri. Ditambah tidak mendapatkan tempat duduk, membuat saya dan sebagian besar orang lain memilih membuka gerbong paling belakang [yang biasanya kosong, bukan diperuntukan bagi penumpang, jangan ditiru ya :D]
Sampai di Madiun baru banyak penumpang turun dan saya bisa pindah ke gerbong penumpang. Sampai kediri sudah siang, saya merasakan seluruh badan saya pegal-pegal. Untung saja perjalanan kali ini saya tidak sendirian, ditemani seorang rekan. Dari stasiun kediri kami masih harus naik bus menuju Pare, karena tujuan kami adalah ke pare.
Sekilas saya menikmati keadaan kota kediri yang cukup panas, melihat Monumen of Kediri yang sangat gersang di siang hari yang terik. Paling tidak dengan melihatnya saya bisa merasakan sebentar agi saya akan ke Paris dan melihat L'arch D 'Triomphe langsung :D. Bus yang membawa saya 'mengelilingi' monumen of Kediri sebelum memasuki terminal yang sepi dan meneruskan perjalanan.
Sebelums ampai di Pare, saya melewati Gumul [semacam monumen dengan taman disekelilingnya] yang kalau malam ramai dengan para siswa [pare terkenal sebagai kampung Inggris, karena di sini banyak sekali kursus bahasa Inggris] juga warga sekitar.
Malamnya, saya dan rekan-rekan saya jalan-jalan ke Gumul [beneran jalan kaki dari tempat penginapan kami, di rumah salah seorang rekan] jaraknya lumayan sekitar 3-5 km [atau kurang]. Memang benar di Gumul sangat ramai, seperti Monas pada malam hari. Padahal pemandangannya hanyalah persimpangan jalan dan kendaraan yang lewat. Di sepanjang jalan berbagai warung tenda berjejer rapi, kami menikmati Gumul sampai pukul 21.00 dan kembali ke penginapan.
Day 2
Big Day untuk salah seorang rekan kami, karena kakak nya melangsungkan pernikahan. Lucunya pernikahan di sini, mirip dengan pernikahan di Jakarta. Tidak ada prasmanan, jadi makanan [lontong sayur] dibagikan ke meja-meja yang ada tamu. Di meja disediakan makanan kecil dan buah-buahan serta minuman. Dan yang unik, pengantin setelah magrib sudah tidak menggunakan riasan/kebaya pernikahan lagi. Tetapi menggunakan baju biasa [kebaya biasa, benar-benar biasa sampai saya merasa gamis saya jadi berlebihan]. Pengantin pria menggunakan jas hitam dengan sarung dan peci, dan mereka tidak duduk di pelaminan melainkan di pintu masuk [tepat setelah meja tamu]. Saya dan rekan-rekan menikmati acara pernikahan kali ini, karena bagi kami ini pengalaman baru. Menghadiri pernikahan di kota lain dengan budaya dan makanan yang berbeda.
Malamnya, kami menonton Final Champion League antara Barcelona vs Real Madrid di lapangan [dengan big screen dan projector] serasa menonton layar tancap modern :D sambil menikmati semilir angin malam nan lembut bersama semangkuk bakso yang rasanya benar-benar nikmat. Setelah selesai kami bersiap untuk tidur, karena pagi harinya kami harus kembali ke Jogja.
Day 3
Kami menuju Jombang untuk menumpang kereta menuju Jogja. Kembali menggunakan kereta ekonomi, dan kali ini saya berdiri di kereta makan dekat dengan sambungan kereta. Hingga di jalan, saya bertemu dengan rekan kuliah saya. Dia dan rekan-rekannya pun sedang melakukan perjalanan keliling jawa bersama komunitasnya.
Walaupun waktus aya sangat terbatas dan tidak bisa ekspole kediri lebih jauh, saya cukup puas sudah bisa merasakan menginjakkan kaki di kediri, pare dan Jombang. Bahkan melewati pesantren yang terkenal, Tebu Ireng. Rekan saya menanyakan apakah ingin mampir wisata religi terlebih dahulu atau tidak. Terpaksa saya mengatakan tidak, karena sudah ada acara lain yang menunggu kami.
Menyenagkan eksplorasi perjalanan dengan menggunakan kereta ekonomi. Walau lelah tapi sangat menyenangkan melihat masyarakat memanfaatkan moda transportasi ini. Kereta ekonomi ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan, akan tetapi kalau saya diminta melakukan perjalanan dari Jakarta-Kediri dengan kereta ekonomi Brantas, saya pikir-pikir dulu. Karena rata-rata kereta ekonomi wc-nya kurang nyaman.
.....to be continued
No comments:
Post a Comment
Syukron for coming ^^